HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Lembah Bada: Keindahan dan Misteri Megalit di Sulawesi Tengah.

BADA, SULTENG | RedMOL.id - Lembah Bada, terletak di Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merupakan bagian dari Taman Nasional Lore Lindu. Lembah ini dikenal karena menyimpan puluhan patung megalitik yang diperkirakan didirikan pada abad ke-14, namun tujuan patung tersebut hingga kini masih menjadi misteri.

Patung Megalitik di Lembah Bada

Di lembah ini terdapat puluhan patung megalitik, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1908. Meskipun penemuan ini telah berusia lebih dari 100 tahun, banyak hal tentang patung-patung tersebut yang masih belum diketahui, termasuk kapan tepatnya patung-patung ini dibuat. Spekulasi mengenai usia patung-patung ini beragam, ada yang berpendapat patung-patung ini dipahat sekitar 5.000 tahun lalu, sementara yang lain memperkirakan sekitar 1.000 tahun silam.

Beberapa pendapat lain menghubungkan patung-patung ini dengan budaya megalitik di Laos, Kamboja, dan beberapa wilayah lain di Indonesia sekitar 2.000 tahun lalu. Namun, patung-patung megalitik di Lembah Bada dianggap unik dan berbeda dari megalitik di tempat lain.

Sejarah

Menurut catatan A.C. Kruyt, pendiri Kota Poso, sebelum kedatangan Belanda pada tahun 1908 di Lore, masyarakat setempat masih membuat kubur dari batu dan Kalamba untuk penguburan. Hal ini menunjukkan bahwa benda-benda megalitik ini berasal dari berbagai masa, termasuk masa yang lebih dekat, hanya ratusan tahun lalu atau disebut sebagai megalit muda.

Geografi

Lembah Bada terletak di daerah datar yang dikelilingi perbukitan, menciptakan pemandangan dramatis dengan awan yang tertahan di puncak bukit. Sungai Lariang mengalir melalui lembah ini, bergabung dengan Sungai Malei, membuat alirannya menjadi deras. Namun, di tengah lembah, aliran Sungai Lariang cukup tenang karena alur yang datar.

Karakteristik Patung Megalitik

Patung-patung megalitik di Lembah Bada umumnya menggambarkan wajah manusia yang distilasi, dengan alis dan hidung yang digambarkan menjadi satu, serta mulut yang dihilangkan. Patung-patung ini memiliki tanda gender yang jelas, seperti pada patung Palindo dan Meturu yang menunjukkan alat kelamin laki-laki, dan patung Langke Bulawa yang menggambarkan alat kelamin wanita.

Pahatan pada patung megalitik ini juga bersifat minimalis, dengan kepala besar dan tubuh tanpa lekukan serta tanpa kaki. Bagian wajah biasanya digambarkan dengan mata bulat dan garis tunggal untuk alis, pipi, dan dagu. Sebagian besar patung berdiri sendiri, namun ada juga yang ditempatkan dalam kelompok.

Kalamba

Kalamba adalah artefak berbentuk tempayan besar dengan tutup, berdiameter 1,5-2 meter, dipahat dari batu besar yang mungkin digunakan untuk penyimpanan. Fungsinya masih menjadi spekulasi, bisa jadi untuk menyimpan air, barang-barang berharga, atau bahkan sebagai peti mati purbakala. Saat ini, terdapat sekitar 50 Kalamba di Lembah Bada, sebagian masih utuh dan sebagian lainnya rusak.

Jumlah Situs Megalit

Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulawesi Tengah, terdapat 432 situs megalit di Sulawesi Tengah, tersebar di Lore Utara dan Lore Selatan sebanyak 404 situs, serta di Kulawi, Kabupaten Sigi sebanyak 27 situs. Penelitian dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sagarmatha Fakultas Pertanian Universitas Tadulako tahun 1994 menemukan lebih dari 300 situs megalit di sekitar Taman Nasional Lore Lindu. Sumber data lain menyebutkan jumlah bebatuan megalitik ini mencapai 1.451 buah.

Lembah Bada bukan hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menyimpan misteri sejarah yang belum terpecahkan, menjadikannya salah satu destinasi menarik di Sulawesi Tengah.


RedMOL Sulteng

Post a Comment
Close Ads
Floating Ad Space